Budidaya burung puyuh
Berikut ini adalah serba-serbi budidaya burung
puyuh dimulai dengan sejarah singkat burung puyuh, sentra budidaya burung
puyuh, jenis-jenis burung puyuh, manfaat burung puyuh, persyaratan lokasi budidaya
burung puyuh, pedoman teknis budidaya burung puyuh, hama dan penyakit
burung puyuh dan lain-lain.
1. SEJARAH SINGKAT
2. SENTRA PETERNAKAN
Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di
Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah
3. JENIS
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica
4. MANFAAT
- Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
- Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga
lainnya
- Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman
5. PERSYARATAN LOKASI
- Lokasi jauh dari keramaian dan
pemukiman penduduk
- Lokasi mempunyai strategi
transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
- Lokasi terpilih bebas dari
wabah penyakit
- Bukan merupakan daerah sering
banjir
- Merupakan daerah yang selalu
mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
- Penyiapan Sarana dan Peralatan
- Perkandangan
Dalam sistem perkandangan
yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal
berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan
kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt
(hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang
sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem
litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1
m 2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor
untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2
sampai masa bertelur. Adapun kandang yang biasa digunakan dalam
budidaya burung puyuh adalah:
- Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan
mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan
digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara.
Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
- Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan
kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
- Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang
indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu
mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini
berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan
itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan.
Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering
digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi
kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
- Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan
layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk
petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
- Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur
dan tempat obat-obatan.
- Penyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah
memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan,
pakan
(ransum) dan pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan
dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung
puyuh, yaitu:
- a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit
puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
- b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh
jantan dan puyuh petelur afkiran.
- c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas,
dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan
yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur
tetas yang baik.
- 6.3. Pemeliharaan
- 1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan
lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
mungkin.
- 2) Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda
yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai
dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk
dari Poultry Shoup.
- 3) Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang
suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk
pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi
dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali
sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada
bibitan terus-menerus.
- 4) Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis
untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau
air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh
terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL
setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat
Anda beternak puyuh.
7. HAMA DAN PENYAKIT
- Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus,
sehingga timbul pearadangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran
berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan
burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
- Tetelo (NCD/New Casstle
Diseae)
Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok,
lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer
kehijauan yang
spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak
menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
- menjaga kebersihan lingkungan
dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam
yang mati segera dibakar/dibuang;
- pisahkan ayam yang sakit,
mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/
steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
- Berak putih (Pullorum)
Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu
mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
- Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,
bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
- menjaga kebersihan
lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
- dengan Tetra Chloine Capsule
diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air
minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
- Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti
pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan
darah.
Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang
terinfksi.
- Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat
menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk
dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta
kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
- Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih
menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
- Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.
Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga
kebersihannya.
8. PANEN
- Hasil Utama
Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah
produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi
berlangsung.
- Hasil Tambahan
Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran,
tinja dan bulu puyuh.
9. PASCAPANEN …
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
- Analisis Usaha Budidaya
- Investasi
- kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m (1 jalur + tempat
makan dan minum) Rp. 2.320.000,-
- kandang besar Rp. 1.450.000,-
- Biaya pemeliharaan (untuk umur 0-2 bulan)
- ay Old Quail (DOQ) x Rp 798 (Harga DOQ) Rp.
1.596.000,-
- Obat (Vitamin + Vaksin) Rp. 145.000,-
- Pakan (selama 60 hari) Rp. 2.981.200,-
Jumlah biaya produksi Rp. 4.722.200,-
Keadaan puyuh:
- Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)
- Resiko mati 5%, sisa 1900
- Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina (285
jantan, 1615 betina)
- Setelah 2 bulan harga puyuh bibit Rp 3.625,-
betina dan Rp 725 jantan
- Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan Rp.
4.408.000,-Minus Rp. -314.200,-
- Biaya pemeliharaan (0-4 bulan)
- 200 DOQ x Rp 798,- Rp. 159.600,-
- Obat (vitamin dan Vaksinasi) Rp. 290.000,-
- Pakan (sampai dengan umur 3 minggu) Rp.
2.459.925,-
Pakan (s/d minggu ke 4) betina 1615 ekor dan 71 ekor jantan (25% jantan
layak bibit) Rp. 5.264.051,-
Jumlah biaya produksi Rp. 8.173.576,-
Keadaan puyuh:
- Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari
rata-rata 85%, jumlah telur 1373 butir
- Hasil telur 75 hari x 1373 x Rp 75,- Rp.
7.723.125,-
- Puyuh betina bibit 1615 ekor @ Rp 3.625,- Rp.
5.854.375,-
- Puyuh jantan bibit 75 ekor @ Rp 798,- Rp.
59.850,-
- Puyuh jantan afkiran 214 ekor @ Rp 725,- Rp.
155.150,-
- Keuntungan dari hasil penjualan Rp. 5.618.924,-
- Biaya pemeliharaan (sampai umur 8 bulan)
- Biaya untuk umur 4-8 bulan Rp. 1.625.137,-
- Pendapatan
- Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 75,- Rp.
20.080.125,-
- Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 798,- Rp.
1.288.770,-
- Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 725,- Rp. 51.475,-
- Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 725,- Rp.
155.150,-
- Keuntungan
beternak puyuh petelur dan afkiran jual Rp. 10.950.113,-
Jadi peternak lebih banyak menjumlah keuntungan bila beternak puyuh
petelur, baru kemudian puyuh afkirannya di jual daripada menjual puyuh
bibit. Analisa usaha dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku pada
tahun 1999.
Cara beternak burung puyuh, burung
puyuh, puyuh, teknik budidaya burung puyuh, cara memelihara burung puyuh,
peternakan, info peternakan, teknik memelihara, teknik budidaya